LAPORAN
PRAKTIKUM KIMIA
TERMOKIMIA
DAN KALORIMETER
OLEH
muh fuad pratama husain
XI IPA B
XI IPA B
SMAN
01 UNGGULAN KAMANRE
BAB
I
PENDAHULUAN
1.1 Latar
Belakang
Entalpi
adalah istilah dalam termodinamika yang menyatakan jumlah energi internal dari
suatu sistem termodinamika ditambah energi yang digunakan untuk melakukan kerja
pada sebuah materi. Entalpi digolongkan menjadi beberapa jenis yaitu entalpi
pembentukan standar, entalpi penguraian standar, entalpi pembakaran standar, dan
entalpi pelarutan standar. Entalpi yang berperan disini adalah entalpi
pelarutan, yang dimaksud dengan entalpi pelarutan adalah jumlah kalor yang
diperlukan atau dibebaskan untuk melarutkan 1 mol zat pada keadaan standar.
Pada
larutan jenuh terjadi keseimbangan antara zat terlarut dalam larutan dan zat
yang tidak terlarut. Pada keadaan kesetimbangan ini kecepatan melarut sama
dengan kecepatan mengendap dan konsentrasi zat dalam larutan akan selalu tetap.
Secara umum panas kelarutan adalah positif (endotermis) sehingga menurut Van’t
Hoff makin tinggi temperatur maka akan semakin banyak zat yang larut. Sedangkan
untuk zat-zat yang panas pelarutannya negatif (eksotermis), maka semakin tinggi
suhu akan makin berkurang zat yang dapat larut.
1.2 Tujuan
Percobaan
-
Untuk
menghitung harga ΔH reaksi melalui percobaan.
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Perubahan Entalpi
Suatu sistem
dapat mengalami perubahan karena berbagai hal, misalnya akibat perubahan suhu,
perubahan volume, maupun perubahan tekanan. Bila sistem mengalami perubahan
pada \ tekanan tetap, maka perubahan kalor disebut dengan perubahan entalpi
(ΔH). Satuan ΔH adalah Joule / mol.
ΔH = - qp
....................................................................................(1)
Besarnya
perubahan entalpi suatu sistem dinyatakan sebagai selisih besarnya entalpi sistem
setelah mengalami perubahan dan sebelum mengalami perubahan, yang dapat dirumuskan
sebagai berikut :
ΔH = Hakhir - Hawal
........................................................................(2)
Suatu
reaksi
kimia dibedakan menjadi reaksi eksoterm dan reaksi endoterm. Reaksi
dikatakan eksoterm bila sistem tersebut melepas
panas atau kalor sehingga ΔH <0. Sedangkan suatu reaksi dikatakan
endoterm bilas istem menyerap kalor
atau panas atau energi dari lingkungannya untuk proses reaksi tersebut
dan
berarti ΔH>0. Reaksi netralisasi adalah reaksi asam dengan basa yang
menghasilkan garam. Umumnya reaksi netralisasi bersifat eksotermik.
Perubahan
entalpi netralisasi atau ΔHn didefinisikan sebagai perubahan entalpi
pada reaksi asam dan basa yang menghasilkan 1 mol air (H2O).
Kalor merupakan
bentuk energi yang terjadi akibat adanya perubahan suhu. Jadi perubahan kalor
suatu reaksi dapat diukur melalui pengukuran perubahan suhu yang 2 terjadi.
Jumlah kalor yang diserap atau dilepas suatu sistem sebanding dengan massa, kalor
jenis zat dan perubahan suhunya.
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Tempat
dan Waktu Praktikum
Praktikum
dilaksanakan di Laboratorium Fisika SMAN 01
Unggulan Kamanre pada hari kamis.
3.2 Alat
dan Bahan Praktikum
ð Termokimia
1. Gelas kimia dan
pengaduk.
2. NaOH 0.1 M : H2O
ð Kalorimeter
1. Perangkat kalori meter
2. Gelas kimia 100 ml
3. Pengaduk
4. Termometer
5. NaOH 1 M, HCL 1M, H2O.
3.3 Cara
Kerja
ð Termokimia
1.
Mengisi
Gelas Kimia (NaOH 0.1 M : H2O)
2.
Mengaduk
masing-masing gelas kimia tersebut.lalu menyentuh dinding tabung untuk
merasakan panas atau tidak.
3.
Mengisi
tabel pengamatan.
ð Kalorimeter
1. Mengisi gelas kimia
100 ml dengan 50 cm3 NaOH 1 M,mengukur suhu dan mencatatnya mengisi
gelas kimia 100 ml=50 cm3 HCL 1 M, mengukur suhu dan mencatatnya.
2. Menyediakan perangkat
kalorimeter sederhana ,mengisinya dengan NaOH lalu HCL,mengaduk,mengukur,suhu
yang konstan dan mencatatnya.
3. Mengisi table
pengamatan.
BAB IV
PEMBAHASAN
4.1
Hasil Pengamatan
TABEL
PENGAMATAN
ð
Termokimia
Larutan
|
Keadaan
|
Hasil
|
NaOH 0,1 M + H2O
|
Hangat
|
Eksoterm
|
ð Kalorimeter
Temperatur Awal
|
Temperatur Akhir
|
Selisih Temperatur
|
CH3COOH= -0,2 0C
|
|
(∆T) = T2-T1
|
NaOH 1 M= -0,2 0C
|
Hd + NaOH(T2)=0,2 0C
|
=0,2-0 0C
|
Ti (rata-rata)= 0 0C
|
|
=0,2 0C
|
4.2 Analisis
Data
Hasil penelitian di atas pada
termokimia pada larutan NaOH 0,1 M + H2O dalam keadaan hangat
(eksoterm),
pada kalori meter pada larutan CH3COOH
memiliki temperatur awal -0,8 oc dan pada NaOH 1M temperatur awalnya
yaitu +0,3 oc.setelah itu hasil masing-masing larutan tersebut
dikurangkan seperti rumus : ∆T=T2-T1
BAB V
PENUTUP
5.1
Kesimpulan
- Semakin tinggi suhu maka semakin besar tingkat kelarutannya.
- Tekanan tidak berpengaruh besar terhadap kelarutan.
- Digunakan garam sebagai penurun titik beku air serta meningkatkan titik didih air.
- Eksoterm merupakan proses pelepasan kalor dari sistem ke lingkungan.
- Endoterm ialah proses penyerapan kalor dari lingkungan ke sistem.
- Percobaan entalpi pelarutan ini merupakan proses endoterm.
5.2 Saran
- Selalu periksa kondisi alat sebelum melakukan percobaan guna mendapatkan hasil yang lebih akurat.
- Selalu tingkatkan ketelitian dalam pengamatan untuk mendapatkan hasil yang optimal.
- Ikuti petunjuk asisten dan buku penuntun untuk meminimalisasi kesalahan.
DAFTAR PUSTAKA
Alberty, Robert.A. 1991. Kimia Fisik. Jakarta : Erlangga.
Anonim. 2010. Asam Asetat. http://www.id.wikipedia.org/Asam-Asetat diakses
tanggal 22 oktober 2010.
Anonim. 2010. Natrium Hidroksida. http://www.id.wikipedia.org/Natrium-Hidroksida diakses
tanggal 22 oktober 2010.
Anonim. 2010. Natrium Klorida. http://www.id.wikipedia.org/Natrium-Klorida diakses
tanggal 22 oktober 2010.
Anonim. 2010. Pheolptealein. http://www.id.wikipedia.org/Phenolptealein diakses
tanggal 22 oktober 2010.
Atkins, Pw. 1999. Kimia Fisika Jilid 1 edisi ke-4. Jakarta: Erlangga.
Brady, James. 1998. Kimia Universitas Asas dan Struktur. Jakarta :
Bina Rupa Aksara.
Sukardjo. 1997. Kimia Fisika. Rineka Cipta: Jakarta.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar